print("Hello World 🎉")

11 February 2020 / Article / Satrio

Photo by Juri Gianfrancesco Photo by Juri Gianfrancesco on Unsplash

Tanpa banyak berpikir akhirnya saya memutuskan untuk membuat blog sendiri tanpa menggunakan layanan blog seperti blogspot dan wordpress. Saya sebenarnya suka dan nyaman nulis di Wordpress, bahkan saya punya blog pake Wordpress untuk menampung cerpen yang saya tulis dari 2016 😃

Menulis di Wordpress (dan layanan blog lainnya)

Menurut pengamatan saya pribadi, Wordpress dan Blogspot banyak digunakan orang sebagai platform untuk menulis cerita baik itu cerpen, cerita perjalanan, atau review makanan. Sangat jarang orang menuliskan tulisan teknis yang membutuhkan penulisan source code. Kalau dari feeling saya pribadi karena fitur syntax highlighting yang jelek di kedua layanan tadi.

Tapi tidak saya pungkiri, menulis di Wordpress membuat saya nyaman karena editornya yang bagus dan mudah dimengerti. Bisa dibilang hal nomor satu yang membuat saya betah menggunakan Wordpress adalah editornya. Beda halnya dengan Blogspot, jujur saya sangat tidak menyukai editornya. Dari segi tampilannya saya sudah tidak betah hehe 😁😁

Medium sebagai jagoan baru

Saya masih ingat sekitar dua tahun lalu, banyak orang dari lingkaran pertemanan saya mulai menulis di Medium. Teman seangkatan, junior, senior, dan media publikasi organisasi kampus hampir semuanya pakai Medium. Saya akui Medium mempunyai fitur-fitur yang bagus.

  • Tampilan yang sangat bersih! hal pertama yang saya apresiasi dari blog seseorang adalah apakah tampilannya bersih atau tidak. and oh boy! Medium ini cantik sekali. hanya ada tulisan tanpa ada sidebar yang mengganggu, dan fitur blockquote dan highlighter yang saling mengisi.

  • Exposure tanpa ribet. Setelah tulisan dipublish di Medium, tulisan itu akan mendapatkan exposure ke pembaca dengan sangat mudah. Asal kita mencari genre yang kita mau, kita akan dihadapkan dengan banyak sekali rekomendasi tulisan dari orang lain. Good Job! 👍

  • Editor yang simple dan mudah dipahami. Saya sendiri belum pernah menggunakan Medium, tetapi dari yang saya pelajari, editor Medium merupakan editor yang sangat sederhana dan mudah dipahami.

Beberapa bulan yang lalu saya sempat ingin membuat akun Medium dan menulis di sana. Dari pandangan saya saat itu Medium itu platform yang nyaris sempurna untuk menulis tulisan teknis (karena saya sering menemukan tutorial coding di sana). Tapi ada satu hal yang bikin saya males:

Paywall dan Subscription

Dari pengalaman saya baca-baca artikel bagus di Medium, hal yang bikin bete adalah ketika saya sudah tidak bisa mengakses Medium karena jatah baca saya sebagai non-user sudah habis 🤦‍♂️🤦‍♂️ Sebenarnya sah-sah saja ada paywall dan subscription tapi saya sudah males duluan

Personal Blog as a Branding Tool

Beberapa teman saya memberikan saran untuk membuat blog pribadi saja jika memang mau menulis konten niche. Mempunyai konten yang niche ini bisa menjadi personal branging bagi saya. Tinggal pilih niche konten apa yang mau saya pilih. Saya bisa dengan bebas menetapkan branding diri saya sebagai Developer ataupun sebagai Data Enthusiast </br> </br>

Hugo dan Markdown

Ada alasan penting mengapa Hugo menjadi platform static site generator yang saya pilih: Markdown. Saya sangat menyukai menulis menggunakan format Markdown. Saya memiliki satu aplikasi notes khusus untuk menulis jurnal di Laptop saya yang menggunakan format Markdown yaitu Notable. and BOII I really LOVE writing stuff using markdown!!

Selain itu, Hugo cepet banget dalam hal building site. Saya kurang paham efek pemakaian Golang dalam urusan performa, tapi beneran cepet banget! cobain sendiri deh!!

Males banget gak sih harus setting ini-itu dulu?

Well... tadinya saya juga mikir males banget harus setting ini-itu dulu. Tapi ternyata gampang betul hahahaha 😂😂

  • install Hugo dan setup theme (saya install langsung tanpa edit) sekitar 20 menit

  • push ke GitHub kurang dari 5 menit

  • deploy ke Netlify integrasi ke repo GitHub kurang dari 10 menit

and that was it! my blog is now live 🎉🎉

Untuk statistiknya, tinggal taro ID Google Analytics kita di config.toml. Untuk commenting system-nya, bisa install Disqus (tapi saya belum/malas setup), atau bisa didiskusikan lewat Twitter atau media sosial lain.

👀👀👀

Sekarang satu-satunya hal yang menjadi beban bagi saya sendiri adalah "apakah saya bisa konsisten untuk menulis hal-hal teknis di sini seperti apa yang saya rencanakan?"

well... let's see what's gonna happen 😉🤞